Belum genap sepekan menyepakati proposal PBB tentang pengayaan uranium, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berubah sikap. Kemarin (7/2) mantan wali kota Teheran itu memerintahkan pengayaan uranium di dalam negeri sampai kadar 20 persen. Padahal, Rabu lalu (3/2) dia setuju pengayaan uranium dilakukan di Prancis dan Rusia.
Pemimpin 53 tahun tersebut menyalahkan negara-negara Barat terkait dengan perubahan sikapnya. Menurut dia, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terlalu bertele-tele. "Saya sudah mengatakan, (Iran) memberi waktu dua sampai tiga bulan (kepada Barat). Jika mereka tidak sepakat juga, kami akan melakukannya sendiri," tandas Ahmadinejad dalam pidato sambutannya di pameran teknologi laser Iran seperti dilansir Agence France-Presse.
Saat ini pun, lanjut Ahmadinejad, Ketua Program Nuklir Ali Akbar Salehi sudah mulai mengayakan uranium sampai kadar 20 persen. "Salehi mulai memproduksi uranium 20 persen dengan mesin-mesin sentrifugal Iran," ujarnya sambil memandang sang pakar nuklir yang kemarin duduk di antara para undangan.
Kendati demikian, dia masih membuka lebar pintu negosiasi dengan AS dan empat negara anggota Dewan Keamanan (DK) PBB yang lain plus Jerman. Ahmadinejad juga mengimbau enam negara kuat itu mewujudkan proposal PBB tanpa syarat.
Jika itu terjadi, Iran pun akan dengan senang hati mengirimkan uranium berkadar rendah (LEU) -sekitar 3,5 persen- ke Prancis dan Rusia untuk dikayakan lebih lanjut, sampai kadar 20 persen. "Andai sekarang mereka tiba-tiba muncul dan menyatakan sanggup mengayakan uranium tanpa syarat, detik ini juga kami akan bekerja sama," tandasnya seperti disiarkan langsung oleh stasiun televisi pemerintah.
Sayang, imbuh presiden garis keras itu, negara-negara Barat justru mempersulit proses pengayaan uranium tersebut. Mereka sengaja mengulur waktu demi menjatuhkan sanksi tegas terhadap Iran. "Belum lama ini kami sudah menyanggupi proposal pengayaan uranium PBB (untuk mengayakan uranium di Prancis dan Rusia) meski sebenarnya kami mampu mengayakan sendiri sampai kadar 20 persen. Tapi, mereka malah bermain-main," tegas Ahmadinejad.
Sikap Teheran itu sudah diprediksi Menteri Pertahanan AS Robert Gates. Di sela rangkaian kunjungannya ke Ankara, Turki, akhir pekan lalu, dia mengatakan bahwa Iran dan DK PBB masih jauh dari kata sepakat. "Sepertinya, kami tidak akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat. Jika memang bersedia menerima proposal kami, Iran seharusnya menginformasikan sikap mereka ke IAEA (Badan Energi Atom Internasional)," ucapnya dalam jumpa pers.
Menurut politikus 66 tahun itu, Iran tidak melakukan apa-apa untuk meyakinkan masyarakat internasional menyangkut program nuklirnya. Karena itu, Iran layak menerima sanksi lebih tegas dari PBB.
Pernyataan Gates itu diamini Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle. "Kami masih berusaha menjangkau mereka. Tapi, sejauh ini, upaya kami sia-sia. Kami pun mulai berpikir untuk mengubah pendekatan kami," tandas Westerwelle kepada Reuters.
0 comments:
Post a Comment