Pembalap Asing Ingin Tetap di Tulungagung

TULUNGAGUNG-Para pembalap sepeda yang tampil dalam Tour de East Java (TdEJ) 2010 mengaku puas berlomba di Tulungagung. Mereka berharap TdEJ tahun depan tetap dilaksanakan di Kota Marmer. Seperti yang dilontarkan pembalap asal Belanda Sacha Damrow. Dia mengatakan sangat nyaman berlomba di Tulungagung. Selama balapan internasional yang pernah diikutinya, kata dia, tidak senyaman di Tulungagung. “Disini semuanya nyaman, mulai panitia, penyambutan, masyarakatnya juga ramah-ramah. Saya berharap tahun depan bisa berlomba lagi disini,” ujar Sacha. Hal senada juga dibeberkan pembalap Malaysia Anuar Manan yang menjuarai etape kedua.

Temukan Elektronik Tak SNI

TRENGGALEK-Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan Pertambangan dan Energi (Koperindagtamben) Trenggalek terus berusaha melindungi konsumen. Karena itu, Diskoperindagtamben melakukan pengawasan terhadap peredaran makanan dan minuman, pada Kamis (17/6) lalu.
Kepala Diskoperindagtamben, Djoko Rusianto menjelaskan, pengawasan peredaran barang dan jasa yang melibatkan lintas sektoral, seperti Dinkes, Satpol- PP, Perekonomian dan Humas merupakan agenda kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap triwulan.

Tak Tegas, Tender Rawan Konflik

TRENGGALEK-Proses lelang proyek di sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD), seperti Dinas Bina Marga dan Pengairan, serta Dinas Kesehatan (Dinkes) Trenggalek, yang direncanakan dalam minggu ini akan diumumkan pemenangnya, harus tegas. Pasalnya, banyak sekali rekanan yang ikut tender. Sehingga panitia harus benar-benar transparan jika tidak ingin terjadi gejolak.

PNS Sedot 95 Persen APBD

TULUNGAGUNG–Pemkab Tulungagung ditengarai terlalu boros dalam mengelola keuangan daerah yang bersumber dari dana alokasi umum (DAU) tahun 2010. Dari total dana Rp 648.991.116.000, sebanyak Rp 643.792.315.243 tersedot untuk belanja aparat atau gaji 15.345 pegawai negeri sipil (PNS) Pemkab Tulungagung. Atau hampir 95 persen.

Dalam Hal Pengalokasian Dana Kijang Kalahkan Ulama

TULUNGAGUNG – Hobi Bupati Tulungagung Heru Tjahjono memelihara aneka binatang di halaman pendapa, memakan dana tidak sedikit. Diperkirakan setahun mencapai Rp 210 juta yang berasal dari APBD. Jauh jika dibandingkan anggaran untuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang hanya sekitar 75 juta per tahun.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung Abu Sofyan. “Masak biaya ope­rasional untuk para ulama kalah besar dengan biaya perawatan 62 ekor kijang,” katanya saat menyerahkan bukti pernyataan sikap penolakan Ranperda Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol di Gedung DPRD Tulungagung beberapa waktu lalu.

Followers

 
© 2010 Koranku | Blogger.com