Dicari Wabup Trenggalek!!!!!

TRENGGALEK – Meski sudah mendapat kendaraan untuk bertarung pilihan bupati (pilbup) pada 2 Juli mendatang, namun dua calon bupati terkesan kebingungan menentukan calon wakil bupati. Sampai sekarang, baik Soeharto dan Mulyadi, belum juga menyatakan siapa kandidat pasangannya.
Soeharto yang diusung Koalisi Trenggalek Maju Mapan dan Aliansi Guyub Rukun mengatakan sampai kemarin yang setia menjadi pasangannya tak lain Ny Wahyu Soeharto, istrinya. “Gandhengan saya ya istriku,” kelakar Soeharto.
Dijelaskan Soeharto, memilih calon wakil bupati yang akan mendampinginya nanti merupakan bagian dari strategi. 
Karena itu calon bupati yang akan mendampinginya nanti hendaklah memenuhi dua syarat. Yaitu cakap dan bisa diterima oleh semua partai pendukung. “Ya tentu saja dia haruslah sehat jasmani dan rohani. Bisa laki-laki maupun perempuan,” kata Soeharto.
Lantas adakah syarat khusus? Soeharto mengatakan dia tidak mengkotak calon bupati yang akan mendampinginya kelak. “Bisa saja dari PNS, kader partai, organisasi masyarakat, pengusaha dan lainnya. Semuanya mungkin saja,” ucap Soeharto. 
Tentang calon wakil bupati bagi Soeharto, salah satu partai yang tergabung dalam Koalisi Trenggalek Maju Mapan, yaitu DPD PKS, punya ide agar calon bupati dari kalangan birokrat. “Selama ini ada penilaian tetang kurang menonjolnya karir birokrasi pada Pak Harto. Sebagai solusi, kami berharap agar Pak Harto memilih calon wakil bupati dari kalangan birokrat,” ucap Sekretaris DPD PKS Trenggalek yang juga ketua Tim Optimalisas Musyarokah (TOM) Agus Cahyono.
Bagaimana dengan Mulyadi yang diusung oleh PDIP? Pria yang menjabat ketua Badan Pengawas Pemprov Jatim itu belum berhasil dikonfirmasi. Namun Ketua DPC PDIP Trenggalek Akbar Abas mengatakan setidaknya ada dua syarat mendasar bagi calon wakil bupati yang bergandengan dengan Mulyadi nanti. Pertama, kata Abas, calon harus mampu mendongkrak suara. Sedangkan syarat kedua, calon wabup jangan bonek (bondo nekat). 
“Jadi jangan sampai calon wabup ini malah mengurangi perolehan suara. Dan yang jelas dia harus sadar untuk bisa maju haruslah punya logistik yang cukup,” kata Abas sambil memberi tanda petik dua dengan tanggannya di kata logistik. Maksudnya, sangat mungkin dana.
Abas menyatakan, partainya masih konsisten untuk menerima usulan calon dari rekan koalisi yang rencananya dari PKB. “Ya monggo saja siapa yang akan diusulkan. Asalkan calon bupatinya sudah sepakat. Hanya saja calon wabup ini harus tahu posisi. Jangan sama wabup tapi berlagak jadi bupati,” tegas Abas.

Gejolak Moncong Putih Trenggalek

TRENGGALEK – Laporan Bendahara DPC PDIP Trenggalek terkait dugaan penyalahgunaan wewenang, yang diduga dilakukan ketua DPC PDIP Akbar Abbas, ditindak lanjuti polisi.
Dalam waktu dekat, personel Satreskrim Polres Trenggalek akan melakukan penyelidikan. Dimulai dengan pemanggilan terhadap bendahara partai berlambang kepala banteng moncong putih ini. 
“Ya pelapor dulu yang akan kami panggil. Kami mintai keterangannya, karena kami perlu tahu dulu seperti apa masalahnya. Setelah itu baru bisa melangkah pemanggilan saksi berikutnya,” ucap Kapolres Trenggalek AKBP Eddy Hermanto, melalui KBO Satreskrim Iptu M. Khoiril. 
Seperti diberitakan, dua hari lalu Bendahara DPC PDIP Trenggalek Suwito, memasukkan laporan secara tertulis perihal dugaan penyalahgunaan wewenang, yang diduga dilakukan ketua partai Akbar Abbas.
Dugaan itu didasari dari bisa dicairkannya dana partai dari Bank Jatim sebesar Rp 50 juta. Padahal dalam pencairan dana, seharusnya diketahui ketua partai dan juga bendahara partai. Pada waktu itu, Suwito merasa tidak pernah membubuhkan tanda tangan pada cek untuk pencairan dana.
Alasan ketidakmauan Suwito ini, karena dia tidak mendapatkan jawaban yang jelas ketika ditanya tentang penggunaan dana yang akan dicairkan. Beberapa kali dia disodori cek kosong untuk pencairan dana partai tersebut. Namun dia menolak menandatangani.
“Harusnya, karena saya tidak tanda tangan,  maka karena tidak diambil dana bisa hangus. Tapi ternyata dana itu bisa dikeluarkan. Apakah kemungkinan ada yang memalsukan tanda tangan saya?” tanya Suwito ditemui dua hari lalu.
Sebagai bukti atas laporannya ini,  Suwito mengaku siap menghadirkan istrinya sebagai saksi, pada saat dirinya diminta menandatangani cek kosong. Selain itu, juga bukti cek yang ada di bank itu sendiri.
Sementara atas penindaklanjutan perkara ini, Akbar Abbas enggan memberikan tanggapan. Seharian kemarin lelaki yang juga Ketua DPRD Trenggalek, ini tidak tampak hadir di gedung dewan. Begitu juga saat ditelepon melalui ponselnya tidak ada jawaban.

Masih 12 Ribu Rumah Tak Layak Huni

TULUNGAGUNG – Ditemukan sebanyak 12 ribu rumah warga miskin di Tulungagung tak layak huni. Indikatornya, dinding rumah terbuat dari bambu serta berlantaikan tanah.    
Dikatakan Ketua Komisi IV DPRD Tulungagung Supriyono, sejumlah kondisi rumah tak layak huni tersebut menyebar di seluruh kecamatan. “Bahkan di Kecamatan Tulungagung juga masih ada,” katanya.
Ditambahkan dia, rata-rata penghuni rumah tak layak huni adalah masyarakat golongan menengah ke bawah. Artinya, mereka berpenghasilan tak tetap dan minim. Seperti halnya petani dan tukang becak. 
Warga miskin tersebut, lanjut anggota dewan dari PDIP ini, untuk bisa bertahan hidup, lebih mementingkan kebutuhan sehari-hari daripada keperluan rehabilitasi rumah. 
Permasalahannya, hingga kini untuk mengentaskan  ribuan rumah warga tak layak masih kurang dana. Apalagi Dana Alokasi Umum (DAU) semakin kecil. Sehingga semestinya dilakukan bedah rumah, namun hanya bisa dilakukan secara stimulant. Yakni, memberikan apa yang dibutuhkan warga miskin.  Seperti perbaikan dinding saja. “Sesuai kebutuhan yang diajukan,” ujarnya. 
Selain itu, dia juga berharap lingkungan tetangga bisa terge rak membantu. Sejauh ini, jelas dia, telah diberikan bantuan untuk rehabilitasi rumah warga miskin Rp 5 juta per orang. 
Dihubungi secara terpisah Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya, Yumar, mengaku jumlah rumah tak layak huni berkurang. 
Menurutnya, jumlah 12 ribu tersebut di tahun 2006. “Kan banyak program untuk rehabilitasi rumah tak layak huni,” terangnya.
Seperti Program Pengentasan Kemiskinan dan Perumahan (P2KP) serta sejumlah dana dari pemerintah provinsi dan pusat. 
Menurut Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) program  P2KP ini, mulai 2006 tak kurang 81 desa mendapat bantuan rehabilitasi. Dan 2010, lanjut dia, pemerintah provinsi memberikan bantuan rehabilitasi sebanyak rumah tak layak huni. Artinya, bisa dikatakan jumlah rumah tak layak huni tiap tahun berkurang.

Beras Lokal Bagi PNS

TULUNGAGUNG-Guna membantu petani di Tulungagung memasarkan hasil produksinya, pemkab setempat mengeluar himbauan kepada PNS. Yakni, tunjangan beras bagi PNS di lingkup Pemkab Tulungagung yang biasanya diterimakan uang, kini bisa diganti dengan beras. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Tulungagung, Tatang Suhartono.
Menurut Tatang, penggantian tunjangan beras ini tak ada paksaan kepada PNS.  Artinya, bagi PNS yang tidak ingin menerima beras, tetap bisa menerima uang. Dikatakan dia, program  tersebut  mulai awal Februari  dan sampai saat ini terus berjalan. Hingga kemarin, data yang masuk ke Disperta, beras yang sudah dipesan PNS Tulungagung sekitar 2 ton beras.
Dijelaskan Tatang, untuk jumlah pemesanan beras tak ditentukan. Sehingga mereka bisa memesan sesuai kebutuhan, sedangkan sisanya masih bisa diterimakan uang.
Ditambahkan Tatang, sebenarnya program ini pernah  berlangsung  pada 2007. Namun  karena  stok tak mencukup lagi, permintaan  ditiadakan.

Incumbent Di Atas Angin

Trenggalek - Pilihan bupati (pilbup) Trenggalek digelar 2 Juni mendatang. Atau kurang empat bulan lagi. Namun terkesan greget dari dua calon masih sangat kurang. Baik Mulyadi, Mahsun Ismail maupun Soeharto. 

Lihat saja, nyaris tidak ada spanduk atau baliho sosialisasi calon di jalan raya. Memang, tim relawan Mulyadi mengeluhkan pelarangan perizinan oleh pemkab Trenggalek. Namun, rasanya, itu bukan satu-satunya alasan untuk tidak memasang spanduk atau baliho. 
KPU sebagai pelaksana pilbup juga terkesan adem ayem. Memang, sejumlah tahapan sudah mulai berjalan. Namun tetap masih berkesan bahwa sebentar lagi mereka punya gawe besar. 
Masyarakat juga merasakan dampaknya. Sebagian tidak mengetahui jika pilbup bakal digelar 2 Juni mendatang. Mereka juga belum tahu jika sudah tiga calon yang akan pertarung. 
Mengapa semua bisa terjadi? Salah satunya karena keterbatasan amunisi. Sebagai gambaran, KPU tidak bisa melangkah secara cepat tanpa sokongan dana dari APBD. Padahal, “kitab” yang mengatur uang di Trenggalek itu baru direvisi oleh Gubernur Jawa Timur. 
Bagaimana dengan tiga calon yang sudah bersiap maju? Rasa-rasanya kok juga sama. Mereka belum memasang persneleng empat atau bergerak secara penuh kekuatan. Saling intip, saling sungkan dan saling berhitung.
Apapun, Mahsun Ismail masih menjadi wakil bupati. Saya yakin, dia ewuh pakewuh kepada Soeharto jika koar-koar secara lantang bakal habis-habisan untuk pilbup mendatang. Bagaimanapun juga suami dari Siti Cholisoh itu masih “bawahan” Soeharto. 
Sedang Mulyadi sendiri masih bertugas di pemprov Jatim. Tidak bisa bergerak leluasa untuk menemui calon pemilihnya. Dalam seminggu, minimal lima hari di Surabaya. Hanya dua atau tiga hari di Trenggalek.
Sebenarnya, saat ini yang paling diuntungkan adalah Soeharto. Pertama, dia adalah incumbent atau yang kini masih menjabat. Waktunya bisa penuh di Trenggalek. Kapan pun dan di mana pun bisa berinteraksi dengan warga atau calon pemilih. 
Kedua, sebagai incumbent, dia bisa leluasa memainkan peran. Contoh paling sederhana, melarang pemasangan baliho lawan politiknya. Dengan alasan sekarang belum ada yang berhak menyandang status calon bupati karena belum ditetapkan oleh KPU.
Ketiga, semakin sepi suasana pilbup, kans Soeharto terbuka lebar untuk terpilih lagi. Kini orang hanya tahu Soeharto sebagai bupati. Jika calon lain minim sosialisasi, masyarakat hanya tahu Soeharto saat coblosan nanti.  
Memang, suara rakyat adalah suara Tuhan yang tidak bisa dimanipulasi. Tapi, siapa yang pintar meramu strategi bakal meraup suara rakyat. 

Liga Inggris Memanas

Persaingan juara Premier League kembali memanas. Konfigurasi papan atas memang tak berubah. Tapi, selisih poin antara Chelsea, Manchester United, dan Arsenal kini semakin kecil.
Itu seiring kekalahan Chelsea 1-2 oleh Everton di Goodison Park dan hasil seri 1-1 yang dicatat United saat melawat ke kandang Aston Villa di Villa Park. Sedangkan di Emirates, Arsenal berhasil mengalahkan peringkat keempat Liverpool 1-0 lewat gol semata wayang Abou Diaby (72').
Alhasil, Chelsea kini hanya unggul satu poin (58-57) atas United. Arsenal yang ada di peringkat ketiga kembali masuk persaingan juara dengan 52 poin.
"Saya sudah bilang, kami bakal bangkit setelah kekalahan saat lawan Chelsea. Kini kami kembali dalam persaingan juara dan kami akan terus berjuang sampai akhir musim," papar Arsene Wenger, pelatih Arsenal, sebagaimana dilansir AFP.
Wenger memuji mental pasukannya. "Kemenangan ini sangat penting dan menunjukkan solidnya tim kami setelah dua kekalahan beruntun dari United dan Chelsea. Tidak ada klub yang bisa meraih hasil sempurna ketika menghadapi tiga lawan tangguh secara beruntun," kata pelatih kelahiran Strasbourg, Prancis, setengah abad lalu itu.
Performa Arsenal kontras dengan Chelsea. Di kandang Everton, The Blues -sebutan Chelsea- tampil tidak sebaik saat mengalahkan Arsenal pekan lalu. Chelsea sempat unggul pada menit ke-17 lewat Florent Malouda. Tapi, dua gol dari Louis Saha (menit ke-33 dan 75) membalikkan keadaan. Saha semestinya bisa mencetak hat-trick apabila mampu menuntaskan eksekusi penalti di pengujung babak pertama.
Dua gol Saha tak lepas dari penampilan "tidak biasa" John Terry. Kapten sekaligus defender Chelsea itu kerap teledor dalam mengawal Saha. Salah satunya berbuah gol kedua Saha. "Saya pikir gol kedua lawan bukan semata kesalahan John (Terry)," kata Ray Wilkins, asisten pelatih Chelsea, sebagaimana dikutip BBC.

Wilkins menyebut kesalahan yang selalu diulang Chelsea musim ini. Yakni, lemah dalam mengantisipasi set piece. Itu sangat kentara dari gol pertama Saha yang lahir lewat sepak pojok Landon Donovan. Sebanyak 16 di antara 22 gol yang bersarang ke gawang Chelsea sejauh ini berawal dari skema set piece.

Kekalahan Chelsea gagal dimanfaatkan United yang harus puas berbagi satu poin dengan Villa. Setan Merah -julukan United- gagal membalas kekalahan 0-1 dari Villa di Old Trafford pada 12 Desember 2009.

United harus bermain dengan sepuluh orang sejak menit ke-29 setelah Nani dikenai kartu merah langsung karena melanggar kapten Villa Stiliyan Petrov. Sebelumnya, keunggulan Villa lewat Carlos Cuellar pada menit ke-19 dibalas cepat United lima menit kemudian karena bunuh diri James Collins.

"Sekalipun bermain dengan sepuluh orang, kami justru tampil lebih baik dan semestinya mampu meraih kemenangan. Saya tidak akan menyalahkan para pemain karena mereka sudah berusaha keras dan layak mendapat apresiasi," terang tactician United Sir Alex Ferguson kepada Sky Sports.

Followers

 
© 2010 Koranku | Blogger.com