TULUNGAGUNG – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMAN 1 Boyolangu yang berakhir hari Jumat (10/6) kemarin mendapat kritik dari orang tua yang mendaftarkan putra putri mereka di SMAN 1 Boyolangu. Mereka menuding sekolah favorit di Tulungagung tersebut tak transparan terkait pendaftaran siswa baru. Dari 550 pendaftar, 298 yang diterima dan 252 terpaksa harus mencari sekolah lain.
Menurut dari berbagai sumber yang kebanyakan adalah orang tua siswa yang hendak mendaftarkan anak mereka, mengatakan bahwa tidak ada transparasi nilai di awal tes tahap I dan II. Jadi, selama beberapa tahap yang dilakukan, tidak ada pengumuman nilai sebelumnya di saat memasuki tahap ke II hingga terakhir. Hal inilah yang mengecewakan mereka, karena orang tua siswa tidak bisa terus mengikuti proses penilaian yang dilakukan sekolah.
Menanggapi stigma ini, Penanggung Jawab RSBI SMAN 1 Boyolangu, Mashuri mempunyai pendapat sendiri. Pelaksanaan teknis seperti ini, menurut dia sudah biasa, seperti yang dilakukan di beberapa universitas. Dimana penilaian masuk SMABoy terdiri; tes tulis 75 persen, tes praktek 15 persen, dan Danem serta sertifikat-sertifikat 25 persen. Memang, nilai diumumkan pada akhir.
Lanjut Mashuri, siswa yang diterima sebanyak 298, yang akan diperuntukkan 9 kelas. Masing-masing kelas sebanyak 32 siswa, sisanya 10 siswa masuk pada kelas akselerasi. Sedangkan untuk daftar ulang, per siswa membayar Rp 4.410.000. Rinciannya, sumbangan isidental Rp 2.500.000, sumbangan sukarela sesuai kesanggupan siswa saat mendaftar dan iuran rutin selama 1 semester sebesar Rp 1.200.000, dan dana tahunan Rp 710.000.
Sedangkan untuk siswa yang diterima tetapi kurang mampu, sekolah tersebut memberikan bantuan 30 persen dari dana bantuan pusat. Yakni, dari Rp 200.000.000 sebanyak Rp 60.000.000 dialokasikan untuk dana bantuan siswa tidak mampu. Syaratnya, dengan memberikan surat keterangan miskin dari kelurahan, fotocopy KK, fotocopy rekening listrik dan fotocopy PBB. “RSBI akan memberikan peluang yang lebih besar kepada siswa tidak mampu,” terang dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Bambang Setyo Kardjono melalui Kabid Pendidikan Menengah Marjadji mengatakan, khususnya RSBI harus memberikan tempat 20 persen untuk siswa miskin berprestasi.