TULUNGAGUNG – Ditemukan sebanyak 12 ribu rumah warga miskin di Tulungagung tak layak huni. Indikatornya, dinding rumah terbuat dari bambu serta berlantaikan tanah.
Dikatakan Ketua Komisi IV DPRD Tulungagung Supriyono, sejumlah kondisi rumah tak layak huni tersebut menyebar di seluruh kecamatan. “Bahkan di Kecamatan Tulungagung juga masih ada,” katanya.
Ditambahkan dia, rata-rata penghuni rumah tak layak huni adalah masyarakat golongan menengah ke bawah. Artinya, mereka berpenghasilan tak tetap dan minim. Seperti halnya petani dan tukang becak.
Warga miskin tersebut, lanjut anggota dewan dari PDIP ini, untuk bisa bertahan hidup, lebih mementingkan kebutuhan sehari-hari daripada keperluan rehabilitasi rumah.
Permasalahannya, hingga kini untuk mengentaskan ribuan rumah warga tak layak masih kurang dana. Apalagi Dana Alokasi Umum (DAU) semakin kecil. Sehingga semestinya dilakukan bedah rumah, namun hanya bisa dilakukan secara stimulant. Yakni, memberikan apa yang dibutuhkan warga miskin. Seperti perbaikan dinding saja. “Sesuai kebutuhan yang diajukan,” ujarnya.
Selain itu, dia juga berharap lingkungan tetangga bisa terge rak membantu. Sejauh ini, jelas dia, telah diberikan bantuan untuk rehabilitasi rumah warga miskin Rp 5 juta per orang.
Dihubungi secara terpisah Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya, Yumar, mengaku jumlah rumah tak layak huni berkurang.
Menurutnya, jumlah 12 ribu tersebut di tahun 2006. “Kan banyak program untuk rehabilitasi rumah tak layak huni,” terangnya.
Seperti Program Pengentasan Kemiskinan dan Perumahan (P2KP) serta sejumlah dana dari pemerintah provinsi dan pusat.
Menurut Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) program P2KP ini, mulai 2006 tak kurang 81 desa mendapat bantuan rehabilitasi. Dan 2010, lanjut dia, pemerintah provinsi memberikan bantuan rehabilitasi sebanyak rumah tak layak huni. Artinya, bisa dikatakan jumlah rumah tak layak huni tiap tahun berkurang.
0 comments:
Post a Comment