PLN Rugi Rp 4 Juta

TULUNGAGUNG - Hujan deras disertai angin kencang di wilayah Tulungagung beberapa minggu ini, membuat Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Tulungagung merugi. Bahkan perusahaan pelat merah ini mengklaim kehilangan omzet Rp 4 juta per jam. 

Penyebabnya, banyak jaringan PLN yang rusak karena terkena pohon yang tumbang. Sehingga, terjadi pemadaman yang membuat para pelanggan tak bisa menikmati listrik. Nah, ketika mereka tak pakai listrik, otomatis PLN juga tak dapat pemasukan. "Kalau dihitung per jam kami kehilangan jutaan rupiah," ungkap Suncoko, kepala UPJ PLN Tulungagung. 

Selain kehilangan omzet, kondisi tersebut memaksa PLN segera melakukan perbaikan jaringan tersebut. Seperti dilakukan kemarin, di penyulangan (jaringan ) PLN di Sendang dan Karangrejo. Di dua kecamatan tersebut, ada 15.978 pelanggan listrik yang tak dapat penerangan dari PLN. 

Menurut Suncoko, awal Februari ini telah terjadi delapan kali kerusakan jaringan listrik akibat tersambar petir dan pohon tumbang. Kerusakan itu tersebar di Pagerwojo, Sendang, Ngantru, Setia Kawan, Ahmad Yani, Pasar Wage, Jalan Supriadi, dan Metropol.

Padahal sebelumnya, sebulan maksimal terjadi gangguan lima kali. "Bulan ini sudah terjadi delapan kali, ya bagaimana lagi karena faktor alam siapa yang tahu," terang pria asal Jombang.

Dijelaskan dia, berdasar data yang diterima PLN, putusnya jaringan listrik tersebut terbanyak karena pohon tumbangan di dekat jaringan listrik. Untuk itu Suncoko menghimbau kepada sekitar 115 ribu pelanggan listrik yang memiliki pohon di dekat jaringan PLN rela pohonnya ditebang. "Kalau musim penghujan seperti ini, alangkah baiknya pohon-pohon yang tinggi dipotong, biar kalau roboh tidak kena jaringan listrik," jelasnya. 

Tapi, dia berjanji jika ada kerusakan segera diatasi. Carnya, melacak setiap section (alur jaringan) untuk mengetahui sumber kerusakan.

Sementara itu, dampak pemadaman tersebut membuat pengusaha warnet di Karangrejo rugi. Seperti dialmi Tukiran, dia mengaku sangat rugi dengan seringnya pemadaman listik. Tak jarang pelanggan pengguna internet terpaksa kembali. "Penghasilan saya menurun, karena tidak ada yang ngenet," terang pria 33 tahun. 

Ditambahkan dia, semestinya jika dilakukan pemadaman listrik di beritahukan terlebih dahulu kepada pelanggan, agar bisa mengantisipasi.

Hal senada juga diungkapkan pengusaha teralis, Ali Mustapa. Dia terpaksa menghentikan aktivitasnya."Bagaimana lagi lah listrik padam, sehingga tak bisa ngelas,"jelasnya. Dia pun berharap, pemadaman listrik tak berlangsung lama. Jika terlalu lama, tentu merugikan pengusaha teralis di Karangrejo. 

0 comments:

Post a Comment

Followers

 
© 2010 Koranku | Blogger.com