Keluarganya setia menunggu. Ada H Gunarto, 52, ayahnya; Hj Nur Fadilah, 48, ibunya; serta Silvi Rolanda Damayanti, 11, adik bungsunya. Me reka datang dari Tulungagung.
"Anak sakit, ya harus menemani," tutur Nur yang kemarin selalu berada di samping pembaringan pemain tim nasional Indonesia U-23 tersebut.
Bukan hanya Yongki, Fadila pun sangat heran melihat anaknya harus tergeletak akibat DB. Maka, dia merasa perlu menyelidiki. "Di mana digigitnya? Apa di rumah (Kediri, Red) setelah pulang dari Bandung?" tanyanya kepada pemain kelahiran 23 November 1989 tersebut.
Sejak menjadi pemain Persik, Yongki memang harus hijrah ke Kediri, berpisah dari orang tua. Mantan pemain Perseta Tulungagung tersebut tinggal di mes Persik yang kini berada di bekas kantor dinas sosial dan tenaga kerja (dinsosnaker) Jl Pahlawan Kusuma Bangsa.
Mendengar pertanyaan sang ibu, Yongki menyatakan tidak tahu. Hanya, pemain yang pernah bercokol di Persik U-21 itu menuturkan mulai merasakan gejala terserang DB saat kuliah Senin lalu, sekitar pukul 16.00. "Pas ujian. Jadi, saat itu ya hanya bisa merasakan sakit, bukan mengerjakan soal," ucap mahasiswa semester I Fakultas Hukum Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri tersebut.
Seperti kebanyakan penderita DB, suhu badan Yongki naik drastis. Dia demam dan menggigil. Kepalanya juga pusing. "Padahal, pagi itu tidak ada masalah. Saya juga lari-lari de ngan Guntur (Guntur Ariadi, bek Per sik yang tinggal sekamar dengan Yongki di mes, Red) untuk menjaga kondisi," lanjutnya.
Meski kurang enak badan, Yongki terus mengikuti ujian sampai selesai. Se tiba di mes, dia tak bisa menahan lagi rasa sakit tersebut. Lantas, dia me mutuskan untuk memeriksakan diri ke RS Baptis. Ternyata, kadar trombositnya drop. Dokter memastikan dia terkena DB dan harus diopname.
Sekitar pukul 18.30, Yongki masuk ke ruang VVIP Cherry. Dia harus me lepas kostum Persik untuk sementara. Berganti dengan piama pasien yang berwarna hijau muda tanpa kerah. Tangan kanannya harus ditusuk de ngan jarum infus.
Yang menarik, meski terbaring sakit, Yongki tetap tak luput dari kejaran fans. Termasuk para tenaga medis yang merawat dia. "Pas main di TV, kan fans tidak bisa megang-megang. Di sini kan bisa," canda seorang perawat sambil mengecek tekanan darah Yongki. Selain itu, para tenaga medis bergantian meminta foto bersama. Mes ki, sang pemain tak mengenakan kostum kebesaran Persik. "Tidak apa-apa. Yang minta anak saya kok," dalih seorang perawat yang tak mau namanya dikorankan.
0 comments:
Post a Comment