Mahinda Rajapaksa Kembali Terpilih sebagai Presiden Sri Lanka



KOLOMBO - Pemilihan presiden (pilpres) Sri Lanka yang diikutii 22 kandidat mencapai puncaknya kemarin (27/1). Sangincumbent Presiden Mahinda Rajapaksa dinyatakan sebagai pemenang dengan meraup 50 persen lebih suara rakyat.

Persisnya, menurut Komisi Pemilu Independen Sri Lanka, Rajapaksa mengungguli rival utamanya, Sarath Fonseka, dengan raihan 57,9 persen suara. ''Presiden Mahinda Rajapaksa pemenangnya,'' ujar Ketua Komisi Dayananda Dissanayake di hadapan sejumlah kandidat, termasuk Rajapaksa, di Kolombo kemarin.

Menurut Dissanayake, Rajapaksa mengantongi 6,01 juta suara, unggul 1,84 juta suara dari Fonseka yang berada di posisi kedua. Pernyataan Dissanayake itu senada dengan pemberitaan kanal televisi milik pemerintah, Rupavahini. Televisi itu memastikan bahwa Rajapaksa meraih 1,8 juta suara lebih banyak dari Fonseka yang juga mantan panglima militernya.

''Kemenangan ini untuk rakyat,'' seru Rajapaksa setelah pengumuman oleh komisi pemilu independen. ''Saya ingin berterima kasih kepada seluruh rakyat yang memilih saya dan juga mereka yang tidak memilih (saya),'' lanjutnya seperti dikutip Agence France Presse.

Reaksi sebaliknya ditunjukkan Fonseka. Peraih 40,1 persen suara itu menyatakan akan menggugat hasil penghitungan suara ke pengadilan. ''Banyak sekali kecurangan selama berlangsungnya pemilu ini,'' kata pernyataan resmi kubu Fonseka.

Kendati menang, Rajapaksa toh masih terlihat paranoid. Setidaknya 100 tentara dikerahkan untuk mengepung Hotel Cinnamon Lake, Kolombo, tempat Fonseka dan beberapa kandidat lain menginap.

Seorang juru bicara pemerintah berkilah, para tentara tersebut tidak bermaksud menahan Fonseka. Mereka hanya mencari tentara desersi (membelot dari tugas kemiliteran). Pihak militer memang menyatakan sedang mencari 400 anggota militer yang desersi dan meminta mereka segara menyerahkan diri.

Sebelumnya, pemerintah telah menuduh Fonseka mempunyai pasukan pribadi yang sebagian anggotanya adalah tentara desersi. Namun, tuduhan itu sudah dibantah kubu Fonseka.

''Kami tidak tahu apa motif mereka (orang-orang yang berkumpul di dalam hotel) dan (pengerahan tentara) ini semata untuk tindakan pengamanan. Untuk itu, siapa saja yang keluar masuk hotel diperiksa,'' ujar juru bicara militer.

Pemerintah dan militer boleh berkilah demikian. Tapi, berdasar pemantauan BBC, kehadiran tentara di sekitar hotel menciptakan suasana tegang bagi sekitar 400 orang yang ada di dalam.

Kepada wartawan, Fonseka juga secara terbuka menyatakan bahwa pemerintah telah merencanakan pembunuhan terhadap dirinya dengan memindahkan bodyguard-nya. ''Mereka (pemerintah) bertindak seperti pembunuh,'' ujarnya.

Juru Bicara Fonseka, Mano Ganeshan, menambahkan, karena perlakuan pemerintah itu, bosnya harus mencari perlindungan dari negara lain. ''Saya akan menemui seorang diplomat negara tetangga untuk mencari jaminan keselamatan bagi Fonseka,'' terang Ganeshan yang merujuk kepada India sebagai negara tujuan.

0 comments:

Post a Comment

Followers

 
© 2010 Koranku | Blogger.com