Juru kunci Gunung Merapi Jawa Tengah Mbah Maridjan sakit. Lelaki berusia 83 tahun yang cukup disegani itu tergolek lemas di ruang Maria 5 Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem, Sleman.
DIA tengah menjalani masa penyembuhan setelah menjalani operasi hernia Rabu (27/1). Kendati begitu, Mbah Maridjan tidak menunjukkan perilaku layaknya orang sakit.
Meski sakit, kakek yang namanya populer saat terjadi letusan Gunung Merapi beberapa tahun lalu itu, masih terlihat ramah dan gembira.
Abdi dalem Keraton Jogja itu pun tidak mempermasalahkan dirinya dirawat di bangsal kelas dua. Meski, sebenarnya pihak keluarga ingin agar Mbah Maridjan dirawat di bangsal kelas satu. "Saya itu tidak sakit dan pantang sakit. Wong loro kuwi mung tergantung lambene. Aku ki ming pengin istirahat (Orang sakit itu bergantung pada mulutnya. Saya cuma ingin istirahat," ujar warga Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, itu.
Sejak masuk rumah sakit tiga hari lalu, Mbah Maridjan ditemani menantunya, Mursani. Menurut Mursani, penyakit mertuanya itu kambuhan sejak 2000. "Dulu pernah operasi serupa. Saat mengeluh sakit pada bagian perut, saya bawa ke rumah sakit. Dokter menyatakan penyakit Bapak kambuh," ungkapnya.
Gejala sakit itu muncul, kata Mursani, setelah empat hari Mbah Maridjan mencangkul tanah kosong untuk ditanami bunga anggrek. "Mbah itu tak mau berhenti. Sejak setengah enam pagi sampai menjelang Duhur terus beraktivitas. Setelah empat hari, Mbah mengeluh sakit," paparnya.
Oleh dokter, Mbah Maridjan dianggap terlalu bekerja berat dan disarankan operasi. "Tapi, sekarang Mbah sudah sehat. Sudah bisa duduk. Besok rencananya pulang ke rumah," kata Mursini.
Soal kerja yang terlalu berat bisa menyebabkan hernia dibenarkan oleh Kasi Keperawatan RS Panti Nugroho Suster Birgitta CB. Menurut dia, penyakit hernia bisa disebabkan seseorang mengangkat benda berat atau kecapaian. "Faktor usia juga bisa menjadi penyebab hernia," jelasnya.
Birgitta mengatakan, operasi hernia Mbah Maridjan ditangani dr Sabarno yang spesialis bedah umum. Operasi berlangsung tak lebih dari satu jam.
Menurut Birgitta, Mbah Maridjan sempat berkonsultasi soal kesehatannya pada 14 Januari lalu. Lima hari sebelum konsultasi, ungkap Birgitta, Mbah Maridjan mengaku merasa tidak nyaman di bagian perut. "Atas petunjuk dokter, pasien harus dioperasi. Mbah Maridjan dan keluarga memang biasa berobat di sini. Biasanya sih hanya penyakit flu atau demam dan hanya butuh perawatan jalan," ungkapnya.
Birgitta menambahkan, kondisi Mbah Maridjan sudah membaik dan boleh pulang kemarin. Tapi, Mbah Maridjan baru ingin pulang ke rumah hari ini. "Katanya mau istirahat dulu sehari dan baru pulang besok (hari ini)," terangnya.
Birgitta mengakui, keluarga Mbah Maridjan ingin agar perawatan dilakukan di ruang kelas 1. Namun, karena keterbatasan tempat, Mbah Maridjan dirawat di kelas dua, ruang Maria 5.
0 comments:
Post a Comment