KEDIRI- Satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kota Kediri menggelar razia di lokasi hiburan dan perbelanjaan kemarin. Sasarannya pegawai negeri sipil (PNS) yang ngeluyur pada jam kerja. Pertokoan Jalan Dhoho, pasar grosir, mal hingga tempat karaoke disisir. Namun hasilnya tak maksimal.
Razia dipimpin langsung Kasi Trantib Eko Budi Santoso. Dia mengatakan kegiatan mulai sekitar pukul 10.30 WIB. Belasan personel Satpol PP diterjunkan. Mereka berangkat dari kantor Satpol PP di Balai Kota Kediri menggunakan mobil patroli menuju pasar grosir Ngronggo.
Sampai di sana, Budi mengatakan petugas langsung menyebar ke seluruh penjuru. Sekitar 15 menit, mereka mencari PNS yang berkeliaran. Sayang, meski pasar grosir sudah diobok-obok tak satu pun PNS yang ditemukan keluyuran.
Gagal mendapatkan target di pasar grosir, Satpol PP melanjutkan razianya ke Pasar Setonobetek. Di sana, mereka kembali mengubek-ubek pasar. Namun hasilnya juga nihil. Tak satupun PNS berhasil ditangkap.
Meski gagal di dua lokasi, petugas satpol PP tak patah arang. Mereka kembali melanjutkan razia ke Pasaraya Sri Ratu dan Kediri Mall. Petugas kembali menyisir tempat perbelanjaan itu. Mulai dari supermarket hingga karaoke Inul Vista dicek. Bahkan satu per satu kamar karaoke dibuka.
Namun lagi-lagi tak ada orang yang berseragam PNS berkeliaran. Kegagalan ketiga ini masih belum meruntuhkan semangat satpol PP. Mereka kembali melanjutkan razia di pertokoan Jalan Dhoho.
Hasilnya, mereka menemukan seorang wanita berseragam PNS sedang berbelanja di salah satu toko pakaian. Petugas langsung mendatanya. “Saya sudah pulang dari mengajar di SDN,” ujar DW, 29, warga Rejomulyo, Kecamatan Kota.
DW mengaku dirinya belum berstatus PNS. Perempuan ini masih berstatus sebagai guru tidak tetap (GTT). Meski demikian, petugas tetap mendatanya. “Kami berharap ibu tidak lagi berbelanja di jam kerja,’ ujar Budi. Razia PNS, menurut Budi, dilakukan agar pelayanan masyarakat optimal.
Karena tugas PNS adalah melayani masyarakat. Sehingga, jika mereka keluyuran di jam kerja akan mengganggu pelayanan masyarakat. “Kami ingin di jam kerja PNS bertugas di tempatnya masing-masing,” tuturnya.
Disinggung kemungkinan razia PNS bocor karena tidak ada yang terjaring, Budi mengatakan kemungkinan bocornya razia PNS kecil. Karena perintah melakukan razia baru keluar kemarin pagi. Sehingga, kecil kemungkinan bisa dibocorkan. “Selain itu tempat yang kami razia baru diketahui saat berangkat. Jadi sangat kecil kemungkinan razia PNS ini bocor,” tegasnya.
Tidak adanya PNS yang terjaring razia, dinilai Budi, kemungkinan karena kesadaran mereka untuk tidak berkeliaran di jam kerja sudah meningkat. Sehingga, kemarin tidak ditemukan PNS yang keluyuran.
Meski demikian, Budi mengatakan akan terus melakukan razia PNS. Hanya waktunya tidak akan diberitahukan sebelumnya. “Kami akan terus melakukan razia PNS dan waktunya sewaktu-waktu,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment